Kamis, 17 Mei 2012

Sinopsis Rooftop Prince Episode 9 - 1

Sinopsis Rooftop Prince Episode 9 - 1


Setelah menampar Park Ha, Nenek keluar dari rumah loteng tanpa mendengarkan penjelasan Park Ha. Diikuti oleh Tante dan Se Na, di halaman Nenek menyuruh Se Na untuk menelepon Tae Young karena ia ingin berbicara padanya.


Se Na masuk kembali menemui Park Ha. Ia memberitahukan kalau Nenek menyuruhnya untuk datang ke rumah. Rupanya nenek sudah tak percaya lagi pada Park Ha dan ingin mengkonfrontasikan ucapan Park Ha dengan Tae Young. 
Dengan sinis, Se Na menyindir Park Ha yang mampu menjadi wanita yang diluar dugaannya.
Yi Gak dan Park Ha menghadap Nenek dan Tante. Yi Gak meyakinkan nenek kalau semuanya ini adalah salah paham. Ia tak pernah bertemu dengan Park Ha di Amerika.
“Bagaimana mungkin kau mengatakan hal itu, padahal kau tak ingat apapun?” selidik Nenek. Yi Gak tak dapat menjawabnya.
Nenek menunjukkan sketsa buatan Tae Young, dan ia bertanya pada Yi Gak, apakah ia mengingatnya? Perlahan Yi Gak menjawab jujur kalau ia tak mengingatnya. Nenek langsung menggunakan kata-kata Yi Gak, untuk menyerang Park Ha, “Kau sudah mengenal Tae Young di Amerika. Kau tahu kalau Tae Young hilang ingatan. Maka kau mendekatinya dan berhasil mengambil hatinya. Ini sudah jelas sekali.”
Park Ha meminta Nenek untuk mengerti kalau semuanya ini adalah kesalahpahaman. Nenek langsung memojokkan Park Ha, “Apa kau pikir ia bukan Tae Young? Lalu menurutmu siapa pria ini?”
Tak dapat membuka identitas Yi Gak, Park Ha hanya terdiam. Yi Gak akhirnya yang membela Park Ha, Park Ha bukan gadis yang seperti disangka Nenek. Tante malah menunjukkan sikap Yi Gak yang mudah tertipu yang seperti ini yang membuat Yi Gak gampang diperalat oleh Park Ha.
“Aku tak mudah tertipu, Nek,” sergah Yi Gak. “Aku menyukainya. Karena aku menyukainya.”
Semuanya kaget, bahkan termasuk Park Ha. Park Ha terkesima mendengar ucapan Yi Gak.
“Karena aku menyukainya, maka aku mengikutinya bahkan menumpang di rumah loteng. Walaupun ia berkali-kali menyuruhku keluar, tapi aku bersikeras tetap tinggal di sana. Karena aku menyukainya.”
Aww.. so sweet. Walaupun Park Ha tahu kalau apa yang dikatakan Yi Gak untuk melindunginya, tapi tetap saja.. so sweet.
Tapi nenek malah menganggap Park Ha seorang pembohong. Berdasarkan kata-kata Yi Gak, berarti mereka memiliki hubungan khusus. Padahal sebelumnya Park Ha meyakinkan nenek kalau ia dan Yi Gak tak memiliki hubungan apapun. Saking marahnya, nenek berjanji akan mengusir Park Ha dari rumah loteng dan mengeluarkan Park Ha dari perusahaan.
Yi Gak mencoba mencegah keputusan Nenek. Tapi Yi Gak malah disuruh keluar juga dari rumah.
Di luar, Yi Gak berkata kalau Park Ha mengalami semuanya ini untuk melindunginya.  Jika saja saat itu ia tak mengaku sebagai Tae Young, Park Ha tak akan mengalaminya.  Park Ha mengatakan kalau Yi Gak telah mempertaruhkan nyawanya untuk berpura-pura sebagai Tae Young. 
“Apakah itu alasanmu melindungiku?” tanya Yi Gak. Park Ha tak tahu. Ia benar-benar tak tahu alasannya.
Yi Gak menyuruh Park Ha untuk pulang ke rumah sekarang dan ia berlutut di halaman rumah nenek. Park Ha terkejut melihat Yi Gak berlutut dan bertanya apa yang sedang Yi Gak lakukan? Yi Gak tak menjawab, malah menyuruh Park Ha segera pulang.
Di rumah, Park Ha menceritakan apa yang sedang terjadi. Man Bo menenangkan Park Ha  kalau Yi Gak akan menyelesaikan semuanya. Young Sul pun menambahkan kalau Park Ha tak perlu khawatir karena Park Ha memiliki mereka yang akan mendukungnya.
Man Bo mencibir kata-kata Young Sul yang tak mengena. Bukankah karena mereka, Park Ha mengalami semuanya ini? Mereka pun bertengkar hingga Chi San harus melerai mereka berdua. 
Yi Gak masih melakukan aksi protesnya. Ia bertahan tetap berlutut, tak mau bangkit di tengah dinginnnya malam. Tante yang selalu mengintip dan terus memberi informasi pada nenek, meminta nenek agar  memanggil Yi Gak masuk ke rumah. Nenek juga bertahan tak mau melakukannya. Toh Yi Gak melakukan itu karena keinginannya sendiri.
Tante berkata kalau semua ini terjadi karena nenek mengusir Park Ha dan mengeluarkannya dari perusahaan. Ia meminta Nenek untuk menarik kembali keputusannya. Tapi nenek tak mau dan malah masuk kamar.
Sepanjang malam, di tengah dinginnya malam dan bunga sakura yang berguguran, Yi Gak berlutut di halaman. Di rumah, Park Ha menanti dengan penuh kekhawatiran.
Hingga keesokan harinya. Akhirnya nenek menyuruh pembantu untuk memanggil Yi Gak masuk ke dalam rumah.
Nenek bertanya tentang hubungannya dengan Park Ha, apakah ia ingin menikahinya? Yi Gak mengatakan tidak, karena ia sudah memiliki calon sendiri. Hal ini membuat nenek kaget, apakah cucu sama dengan kakeknya yang playboy? Yi Gak membantah hal itu.
Nenek akhirnya memegang kata-kata cucunya dan berjanji akan menganggap semuanya tak pernah terjadi.
Tertatih-tatih, Yi Gak meninggalkan rumah nenek. Di luar ternyata Park Ha telah menunggunya. Rupanya ia mengkhawatirkan Yi Gak yang berlutut semalaman. 
Ia membimbing Yi Gak ke taman. Di sana ia mengoleskan balsam penghilang nyeri. Yi Gak memandangi Park Ha yang masih sibuk mengoleskan balsam, dan tersadar kalau ia memperhatikan Park Ha terlalu lama. Sebelum ketahuan, ia mengalihkan pandangannya dan berkata kalau balsam itu terasa gatal di kaki.
Ia hendak menghapus balsam itu, tapi Park Ha mencegahnya. Balsam itu memang terasa gatal, tapi kemudian akan terasa panas dan akan meringankan pegal kaki. Yi Gak mencoba mencium balsam itu, tapi ternyata sangat tajam hingga matanya saja langsung terasa panas.
Park Ha meminta Yi Gak untuk tak melakukan protes dengan cara Joseon. Lebih baik diselesaikan dengan kata-kata saja. 
Atas nama nenek, Yi Gak meminta maaf pada Park Ha. Park Ha tak mempermasalahkan hal itu. Tapi tidak bagi Yi Gak, “Aku mencegahmu kembali ke Amerika dan berjanji untuk selalu memberikan kenangan yang indah. Tapi sekarang aku malah mengalami semua ini. Aku tak tahu harus berkata apa.”
Park Ha mengatakan tak masalah. Sambil memandang Park Ha, Yi Gak menggenggam tangan Park Ha dan meminta maaf, membuat Park Ha terharu dan menangis. 
Ia berpura-pura matanya kelilipan dan menggosok matanya dengan tangan. Ia lupa kalau tangannya penuh balsam. Jadinya matanya sekarang pedih dan ia benar-benar menangis. Ia panik, blingsatan merasakan panasnya balsam itu.
Tae Moo membawakan sarapan untuk Se Na. Ia ingin selalu makan bersama Se Na dan mengajaknya untuk menikah. Se Na tak menjawab hanya tersenyum kalau ia akan makan banyak.
Tae Moo memperhatikan kalau hari ini Se Na memakai cincin pemberian CEO Jang. Ia langsung teringat pada putri yang sedang dicari oleh CEO Jang, dan mengatakan rencananya untuk segera menemukan putri CEO Jang dan menariknya ke pihaknya sebelum ditarik ke pihak nenek.
Kata-kata Tae Moo membuat Se Na tak tenang. Apalagi di kantor ia melihat Park Ha tetap bekerja seperti biasa, dan masih bisa berjalan bersama Yi Gak. Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi?

Dari Tante ia mendapat informasi kalau Tae Young berlutut sepanjang malam di halaman dan mengakui perasaan sukanya pada Park Ha. Park Ha tak pernah menipu Tae Young, tapi ia sendiri yang memilih untuk tinggal bersama dengan Park Ha.
Se Na berpura-pura tenang mendengarnya dan mengatakan jika Tae Young memang menyukai Park Ha maka ia akan mundur. Mendengar kata-kata Se Na seperti malaikat, Tante malah menyuruh Se Na untuk segera mendekati Tae Young, dan tak usah bersikap baik lagi pada Park Ha.
Ketiga Joseoners melihat seseorang yang ingin menemui Park Ha. Dengan kemampuan fotografiknya yang sudah digital, Man Bo mengenali pria tersebut. Pria kencan matseonnya Park Ha!
Mereka langsung menghadang Yeom. Dengan sikap mengancam, mereka menanyakan alasan kedatangan Yeom ke sini. Bukankah Park Ha telah meninggalkannya?
Yeom mengatakan kalau ia datang untuk memberikan kue buatannya sendiri untuk Park Ha yang akan berulang tahun pada esok hari. Tapi karena besok ia harus mengawal murid-muridnya pergi berwisata, dan tak dapat mengucapkan selamat ulang tahun, maka ia ingin melakukannya hari ini.
Ketiganya kaget dengan informasi baru ini, tapi mereka menutupinya dengan baik. Tetap dengan sikap mengancam mereka menyuruh Yeom untuk menyerahkan hadiah pada mereka saja. Mereka akan menyampaikan hadiah itu pada Park Ha.
Tapi Yeom tak mau. Sesaat terjadi tarik menarik antara Chi San dan Yeom. Tapi Yeom mundur teratur saat Young Sul berdiri di hadapannya dengan sikap mengancam yang lebih menakutkan dari teman-temannya.
Ayah Tae Moo memanggil Se Na untuk menyuruhnya mengundurkan diri segera. Jika Se Na mau, ia dapat mencarikan pekerjaan di perusahaan lain. Ia dan Tae Moo sudah berusaha keras untuk mendapatkan posisi mereka sekarang, dan mereka tak akan berhenti hanya sampai sini saja.
Se Na memahami perasaan ayah Tae Moo. Kata-kata itu membuat ayah senang. Tapi Se Na meneruskan, “Tapi jika Ibu Presiden tahu kalau saya sudah berpacaran dengan Tae Moo selama 2 tahun, padahal selama itu pula saya menjadi sekretarisnya, mungkin akan membuat posisi Bapak dan Tae Moo dalam masalah. Berbagai dokumen rahasia selalu melalui tangan saya.”
Dengan senyum manis, Se Na melanjutkan, kalau ia keluar dari perusahaan akan membuat ayah dan Tae Moo dalam posisi sulit. Ia kemudian minta diri untuk pamit, meninggalkan ayah yang menduga-duga apakah Se Na sedang mengancamnya.
Mau tak mau ketiga Joseoners harus mengakui kalau kue yang dibuat Yeom sangat indah. Tapi mereka tak bisa membiarkan kue itu sampai ke tangan Park Ha. Maka jalan satu-satunya adalah memberikan pada orang lain.
Targetnya adalah bos mereka, Pyo Taek Soo. Mereka hompimpa, siapa yang ketiban sampur untuk memberikannya pada Taek Soo.
Dan sampur jatuh pada Chi San. Walaupun enggan, Chi San tetap melakukanya. Chi San menemui Taek Soo dan memberikan kotak kue sambil berkata, “Ini adalah ungkapan perasaan yang tak bisa saya ungkapkan pada Bapak. Mohon diterima.”
Taek Soo terkejut dan tak menyangka kalau Chi San yang sedikit feminin ternyata baik juga. Betapa senangnya saat ia menemukan kue tart di dalam box itu. Dan kartu yang menyertainya.
LOL. Rupanya ketiga Joseoners tak menyadari ada kartu di dalamnya. Dalam kartu itu tertulis, “Sejak pandangan pertama, aku sudah jatuh cinta padamu. Setiap hari, setiap aku membuka mataku, aku ingin melihatmu.”
LOL.LOL.LOL..
Taek Soo terkejut dengan kata-kata puitis ‘Chi San’.  Ia melihat Chi San masih menunggu di belakang pintu dan tangannya membentuk tanda hati dan memberikan padanya.
Bwahaha.. Taek Soo membanting kartu itu marah, merasa hampir gila. Ia mengomel kalau semua orang di sekitarnya adalah orang aneh. Pantas saja kalau ia mengira Chi San sangatlah feminin..
*Yang terlintas di pikiran saya, adalah apa yang terjadi kalau Young Sul yang kalah hompimpa.. Kekeke..*
Se Na melihat Park Ha memberikan katalog pada Ayah Tae Moo. Ia tak menyapa mereka.
Se Na mengajari Yi Gak cara bermain squash yang benar. Dari bagaimana cara memegang raket hingga cara berdiri yang benar. Selama itu pula Yi Gak selalu terkenang pada istrinya Hwa Young.
Mereka berlatih selama beberapa lama. Saat istirahat, melihat Se Na mengeluarkan banyak keringat, Yi Gak memberikan saputangan sulam kupu-kupu. Se Na mengagumi keindahan saputangan itu dan Yi Gak bertanya apakah Se Na baru pertama kali melihat saputangan ini?
Se Na menjawab baru pertama kali. Yi Gak bertanya lagi, apakah ia tak merasakan sesuatu melihat sulaman kupu-kupu itu? Se Na tak merasakan apapun.
Pulangnya, Yi Gak diantar Se Na sampai depan rumah. Se Na merasa haus dan ingin mampir untuk minum. Tentu saja Yi Gak langsung menawarinya untuk singgah dulu.
Di dalam rumah, Park Ha sedang berkutat dengan pakaian. Ada kotak pakaian yang akan disumbangkan ada pula pakaian yang akan dicuci. Melihat kedatangan Yi Gak bersama Se Na, moodnya langsung jelek. Apalagi Yi Gak menyuruhnya untuk mengambilkan minuman untuk Se Na.
Yi Gak seperti tak sadar akan ketegangan yang terjadi di antara kedua wanita itu. Ia malah berkata pada Se Na kalau Park Ha akan mencuci dan menyuruh Park Ha untuk mencucikan saputangannya. Ia berpesan agar Park Ha mencucinya dengan hati-hati. Tidak boleh rusak sedikitpun. Kata-kata Yi Gak membuat kesal Park Ha.
Hhh.. saya juga kesal dengernya. Memang Park Ha pembantunya Yi Gak?
Park Ha langsung mengomel, menyuruh Yi Gak untuk mencucinya sendiri jika merasa saputangan itu sangat penting baginya. Dilemparnya saputangan itu ke keranjang cuci, namun meleset dan masuk ke kotak baju yang akan disumbangkan.
Tak mau berlama-lama di rumah, ia meninggalkan Yi Gak dan Se Na untuk memberikan kotak baju yang akan disumbangkan.
Sebelum keluar, ia masih mendengar kata-kata Se Na dan Yi Gak yang saling memuji keahlian berolahraga mereka. Saking kesalnya, ia tak melihat kalau ia menjatuhkan saputangan Yi Gak di halaman.
Ketiga joseoners memutuskan untuk membuat kue ulang tahun untuk Park Ha. Mereka pergi ke toko yang membolehkan pembeli untuk membuat kue ulang tahun sendiri. Pada pelayan toko, Young Sul berkata kalau mereka ingin membuat kue sebesar rumah.
Tentu saja pelayan toko itu bingung mendengar permintaan Young Sul yang aneh. Untung Man Bo segera menjelaskan kalau mereka ingin membuat kue yang sangat besar.
Se Na mengompres tangan Yi Gak yang nanti akan terasa sakit, karena tangan Yi Gak tak pernah melakukan olahraga berat. Setelah itu ia pamit pulang. Ia mencegah Yi Gak untuk mengantarnya karena tangan Yi Gak masih harus tetap dikompres.
Dan di luar ia menemukan saputangan Yi Gak. Teringat kalau saputangan itu diberikan pada Park Ha untuk dicuci beserta pesan untuk memperlakukannya dengan istimewa, maka Se Na mengambil saputangan itu dan menyimpannya dalam tas tangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar